Kawan!
Saat aku menggiyurkan
Saat aku tumbuh menggoda
Saat aku mampu merayumu
Saat aku mampu mencuri hatimu
Dengan sigap kau dekati akudengan cepat kau naiki dan turuni aku
Dengan tegap kau ayunkan langkahmu
Dengan waktu kau bersamaku
Tapi...
Tapi...
Tapi...kenapa?
Kenapa saat aku layu
Saat aku kriput
Saat aku tak menggairahkan
Kau berpaling dariku
Kau tak lagi tegap mengayunkan langkahmu
Kau tak lagi mau mendekat
Menaik turuni aku
Kenapa kau berpaling dariku
Kenapa kau campakkan aku
Tolonglah aku...
Tolonglah aku...
DERITA DAN NESTAPA
Lihatlah yang disana
Sepanjang mata memandang
Gedung-gedung pencakar langit terhampar
Ditengah derita dan nestapa
Lihatlah yang disana
Duduk manis di atas singgasana
Bekerja menjalankan pena
Demi tahta dan harta
Lihat yang disana
Berkoar demi tahta
Seakan dunia bisa dibeli dengan harta
Seakan tahta dan harta adalah segalanya
Lihat tingkah mereka kian gila
Dirikan gedung di atas bungkuk punggung kita
DI atas derita dan nestapa
Tanpa rasa
Lihat cendekiawan itu
Yang ku kira bawa perubahan
Sama saja
Hartalah di otak mereka
Lihat yang bersorban itu
Berfatwa dibalik firmanNya
Harta pula yang dibenakknya
Hah...dunia memang sudah gila
Korupsi meraja lela
Derita nestapa milik kita
Bukannya makin kaya
Tapi derita yang berjaya
Kita yang bermandikan derita
Lagi-lagi derita
Derita...nestapa...
Nestapa... nelangsa...
Kami yang tersiksa
Ridukan revolusi yang nyata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar